Saturday 19 February 2011

Genghis Khan dan Terbentuknya Negara-Bangsa

By : Triono Akhmad Munib

“Dari permulaan yang biasa dan pasukan suku yang berjumlah kecil
dan sempat direndahkan serta dikecewakan. Kini, Genghis Khan menjadi
orang yang paling berpengaruh dan ditakuti di seluruk kawasan Asia”

Di atas merupakan sekilas cuplikan kesimpulan yang bisa diambil penulis setelah membaca dan menonton film biografi Genghis Khan. Namun, alangkah baiknya kita sedikit mengulas kembali siapa sebenarnya dia?. Dan cerita apa yang pernah ia bukukan dalam sejarah dunia?
Nama Genghis Khan sendiri sebenarnya adalah sebuah gelar yang diberikan kaum Mongol kepada seorang pemimpinnya. Genghis Khan bernama asli Temujin. Nama Temujin itu sendiri merupakan sebuah nama musuh yang pernah dikalahkan oleh ayahnya. Temujin lahir di tahun 1162 dan memiliki sebuah keanehan. Ia menggenggam sebuah gumpalan darah di telapak tangan kanannya yang konon menurut mitos, ia merupaka reinkarnasi seorang iblis yang kelak akan menaklukkan dunia. Suatu ketika, Temujin dikirim keluar suku untuk menemui Borte, seorang putri dari suku Onggirat yang akan dijodohkan dengannya. Tepat saat ia pulang dari menemui Borte, ia melihat ayahnya mendekati kematian. Ayahnya diracun oleh musuhnya. Sang ayah sempat menitipkan sebuah pesan kepada Temujin sebelum meninggal untuk balas dendam dan menghancurkan musuh ayahnya kelak. The story was begin from here…
Waktu terus berlalu dan kini sudah saatnya Temujin menggantikan ayahnya untuk memimpin sukunya. Temujin memiliki seorang saudara dekat yang bernama Jamuka. Bersama dengan Jamuka, ia berhasil merebut kembali hak kekuasaan atas sukunya dan menyatukan jazirah Mongol yang pernah didirikan oleh ayahnya dahulu. Perlahan-lahan kekuasaan Temujin pun menjadi semakin bersar. Ia berhasil menaklukkan suku-suku di sekitar jazirah Mongol dan menyatukannya menjadi sebuah Perserikatan Mongolia. Satu hal yang menarik di sini adalah Temujin selalu mempersunting putri dari ketua suku yang ditaklukannya. Sehingga dalam sebuah film biografinya disebutkan bahwa setidaknya jika populasi manusia dunia ini diteliti genetisnya akan diketemukan sifat genetis Temujin. Karena keberhasilannya membentuk Perserikatan Mongolia dan kharismanya sebagai seorang pemimpin inilah suku-suku yang tergabung dalam wilayah taklukannya memberinya gelar “Genghis Khan”.
Dalam sejarahnya, musuh terbesar Temujin adalah saudaranya dekatnya sendiri, yaitu Jamuka. Pernah suatu ketika terjadi perselisihan paham antara Temujin dan Jamuka sehingga berdampak pada keluarnya Jamuka dari kesatuan pasukan Temujin dan membentuk armada perang sendiri. Suatu ketika, Jamuka berniat menyerang Temujin dan hasilnya pasukan Jamuka berhasil memporak-porandakan pemukiman Temujin serta menculik istrinya, Borte. Dalam serang yang membabi buta tersebut, Temujin berhasil lolos. Namun, ia mendengar bahwa para jenderal perangnya tertangkap oleh pasukan Jamuka dan dibunuh dengan sangat sadis dengan merebus di tungku panas. Mendengar berita itu, Temujin sangat marah besar. Pada saat inilah bisa dikatakan menjadi titik balik kebangkitan pasukan perang Temujin. Ia bertekad dalam hatinya bahwa kelak pasukannya tidak akan direndahkan dan dikalahkan lagi. Temujin mulai membentuk armada perang kembali. Latihan dan perekrutan pun terus dilakukan. Tampaknya, kali ini Temujin benar-benar ingin mewujudkan tekadnya. Ia terus membenahi strategi perangnya.
Tiba saatnya waktu yang telah ditentukan untuk balas dendam kepada Jamuka. Kali ini, pasukan Temujin lebih terogranisir dan siap untuk berperang. Setibanya di bukit stepa pasukan Jamukan pun datang. Jamuka sempat terperangah melihat kesiapan pasukan Temujin dari kejauhan. Semuanya berubah. Semua tampak dipersiapkan dengan matang dan teliti. Perang pun dimulai, pasukan Jamuka kewalahan menghadapi kuatnya pertahanan pasukan Temujin. Dan akhirnya, Temujin memenangkan pertempuran kali ini. Melihat pasukannya kalah, Jamuka melarikan diri. Tetapi pada akhirnya tertangkap oleh pasukan Temujin. Jamuka menyerahkan diri kepada Temujin. Temujin tidak ingin membunuh Jamuka, malah ia ingin Jamuka bergabung dengannya lagi. Namun, Jamuka merasa malu akan pengkhianatannya dahulu. Ia memilih mati tetapi tidak ingin ada pertumpahan darah. Dan ia memilih mati dengan menyuruh pasukan Temujin mematahkan tulang punggungnya. Dan kini jazirah Mongol berada di tangan Temujin.
Berangkat dari kesuksesannya, Temujin berniat meluaskan wilayahnya. Dan kali ini, ia ingin merebut wilayah Cina Utara (Beijing). Waktu perburuan telah tiba, ia dan ribuan pasukannya berangkat menuju ke sana. Sesampainya diperbatasan, Temujin terkejut. Ternyata wilayah Cina Utara yang dikuasai suku Jurchen memiliki peradaban yang jauh lebih unggul. Daerahnya, dikelilingi oleh tembok besar. Tampaknya sistem pertahanan mereka jauh lebih modern. Bagi seorang Temujin dan pasukannya yang biasanya bertempur di padang stepa atau gurun. Kali ini, dihadapkan dengan sistem pertahanan tembok. Situasi ini sempat membuat Temujin bingung. Namun, ia tak kurang akal. Ia melihat bahwa ada satu pintu gerbang untuk bisa masuk ke dalam. Dan daerah perabatasan ini merupakan jalur suplai segala kebutuhan di sana. Maka, strategi yang dipakai Temujin adalah menunggu dan mencegat serta menjarah pasokan kebutuhan yang akan dikirim ke sana. Hasilnya cukup ekstrim. Rakyat dan pasukan perang didalamnya tidak bisa makan dan akhirnya satu persatu mati kelaparan. Bahkan saking laparnya mereka menjadi seorang kanibal. Mereka satu bunuh dan memakan satu sama lain. Temujin, berhasil mengubah wilayah Cina Utara yang dikelilingi tembok menjadi sebuah penjara.
Merasa kekuatan musuh sudah berkurang. Temujin pun memutuskan pasukannya untuk bergerak mendekati tembok. Perang pun pecah. Kedua pasukan menyerang secara membabi buta. Walaupun menang dalam jumlah pasukan. Namun, dari segi persenjataan pasukan Temujin jauh kalah. Pasukan Cina Utara memilik peralatan yang lebih canggih. Bahkan, mereka pun sudah menggunakan bom. Tetapi itu semua tidak membuat Temujin gentar. Ia menyuruh pasukannya memanjat tembok dan terus mendobrak pintu masuk. Hasilnya, peperangan pun dimenangkan pasukan Temujin. Wilayah kekuasaan Temujin menjadi semakin luas, kali ini wilayah Cina Utara menjadi taklukannya dan menggabungkannya ke dalam Perserikatan Mongolia. Ia pun juga melirik Karakorum sebuah wilayah di Mongolia Tengah. Namun, tujuan penaklukkannya kali ini. Genghis Khan mengubah Karakorum menjadi sebuah wilayah yang pusat perdagangan dan budaya. Dari sinilah terbesut pemikiran menjadikan Karakorum sebuah ibukota permanen untuk Perserikatan Mongolia.
Temujin bukan saja seorang pemimpin yang haus darah. Namun, ia juga pemimpin yang haus wilayah kekuasaan. Melihat keberhasilan menaklukkan Cina Utara. Ia pun melirik ke wilayah Barat dan jatuh kepada Persia. Tetapi kali ini, Temujin ingin menjalin hubungan dagang dengan Persia. Ia pun mengutus duta besarnya untuk berdialog dengan pemimpin Persia tetapi duta besar Temujin malah dibunuh. Dan yang membuat Temujin sangat marah adalah potongan kepala duta besarnya dikirim kembali kepadanya. Temujin murka dan merasa diinjak-injak harga dirinya. Ia pun memutuskan menyerang Persia.
Genghis Khan dan dua ratus ribu pasukannya memutuskan untuk berangkat menyerbu Persia. Menurut sejarah, penyerbuan ke Persia inilah merupakan sebuah peperangan yang sangat kejam. Temujin memerintahkan setiap kota di Persia yang tidak mau menyerah akan dibumihanguskan. Lebih dari satu juta penduduk tewas. Dan ia pun berhasil menaklukkan Persia. Genghis Khan pun ingin terus mengekspansi kekuasannya. Dan ia terus bergerak ke Barat sampai pada Moskow (Rusia). Sejarah menjacatat inilah pertama kalinya Genghis Khan mendarat di Benua Eropa. Kali ini kekuasannya melebihi empat kali kekuasaaan Alexander Agung dan dua kali Kekaisaran Roma. Genghis Khan pun ingin terus mengekspansi wilayahnya. Namun, karena kondisi fisiknya yang sudah tua dan lemah. Pada suatu ketika, pada saat perjalanan untuk operasi penaklukkan. Genghis Khan terjatuh dari kudanya. Dan itulah akhir dari hidup seorang Genghis Khan. Sampai saat ini misteri kuburan Genghis Khan masih belum diketemukan. Konon, orang-orang yang mengantarkan jenazah Genghis Khan dibunuh satu per satu oleh orang terdekat Genghis Khan sebelum akhirnya ia pun bunuh diri. Sampai saat ini tak ada satu pun yang tahu misteri kuburan Genghis Khan
Sebelum meninggal ia sempat berpesan kepada putra tertuanya, yaitu Ogodei untuk terus melakukan ekspansi. Namun, Ogodei tak sehebat sang ayah. Ia pun tak berhasil menaklukkan keseluruhan Benua Eropa. Wilayah kekaisaran Mongol pun mulai pecah satu persatu dan mencatat sejarahnya.

Terbentuknya Negara-Bangsa
Dari rangkuman kisah Genghis Khan di atas, kita bisa mengambil sebuah hikmah yaitu tentang terbentuknya sebuah bangsa dan negara. Jika menurut Ernest Renan, seorang filsuf berkebangsaan Perancis berpendapat bahwa hakikat sebuah bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama dengan perasaan kesetiakawanan yang agung. Ataupun menurut John Locke, seorang filsuf berkebangsaan Inggris yang mengatakan bahwa negara terbentuk oleh karena adanya sebuah perjanjian bersama. Jika kita benturkan dengan fenomena Genghis Khan di atas, menurut penulis kedua pendapat filsuf kurang bisa menjelaskan. Menurut penulis, Genghis Khan membentuk sebuah bangsa yang bernama bangsa Mongol justru dari penaklukan berbagai suku-suku yang berbeda. Dan bukan karena kesadaran suku-suku tersebut untuk membentuk sebuah entitas Mongol. Genghis Khan, menurut penulis di sini menyebut bangsa Mongol kepada setiap masyarakat sejauh mereka hidup di wilayah kekuasaannya. Di sini lah yang menarik bahwa apa yang dikatakan Ernest Renan tentang keinginan bersama membentuk sebuah bangsa menjadi tidak relevan dalam kasus Genghis Khan ini. Sebuah entitas Mongol terbentuk dalam kasus Genghis Khan, menurut penulis merupakan sebuah paksaan dan bisa dikatakan sebuah “bonus” bagi mereka yang ditaklukkan Genghis Khan yaitu menyadang status entitas Mongol. Sekali lagi penulis ingin menekankan tidak ada unsur kesukarelaan di sini. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini
Gambar 1 menjelaskan bahwa Genghis Khan sebelum membentuk sebuah Perserikatan Mongolia. Genghis Khan pertama menaklukkan suku-suku. Setelah suku-suku tersebut berhasil ditundukkan beserta dengan wilayahnya. Tahap berikutnya, Genghis Khan menggabungkan wilayah taklukannya dengan membentuk sebuah Perserikatan Mongolia. Genghis Khan tak mempedulikan keberagaman suku-suku tersebut sejauh mereka tinggal di wilayah taklukannya dan tergabung dalam Perserikatan Mongolia. Mereka adalah warga dari Genghis Khan. Inilah yang menurut penulis konsep negara yang dimaksud Genghis Khan
Kemudian beralih kepada gambar nomor 2. Genghis Khan pun juga memberikan sebuah entitas Mongol kepada suku-suku dan wilayah yang tergabung dengan Perserikatan Mongolia. Di saat bersamaan, wilayah yang berhasil ditaklukkan Genghis Khan bergabung dengan Perserikatan Mongolia, mereka yang tinggal didalamnya pun melekat sebagai entitas Mongol. Walaupun memang terdiri berbagai macam suku di dalamnya. Namun, menurut penulis konsep bangsa Mongol yang dimaksud Genghis Khan di sini adalah sejauh suku-suku tersebut tinggal di wilayah Perserikatan Mongolia. Mereka adalah bangsa Mongol
Terbentuknya sebuah negara-bangsa dalam kasus Genghis Khan ini pun cukup menarik. Genghis Khan membentuk sebuah Perserikatan Mongolia atas seluruh wilayah kekuasaannya. Jika kita lihat di sini, pemikiran tentang cikal-bakal negara modern sempat dipikirkan Genghis Khan. Ia pun sempat mengubah salah satu wilayah taklukannya, yaitu Karakorum (Mongolia Tengah) menjadi pusat perdagangan dan budaya serta menjadikannya sebagai ibu kota permanen. Ia pun juga membuat pos-pos penjagaan di perbatasan dan memiliki seorang utusan (duta) yang di era saat ini disebut dengan Duta Besar.
Itulah sekilas tanggapan penulis tentang bagaiman sebuah bangsa terbentuk dan dibentuk dalam kasus Genghis Khan di atas. Dari review film dan analisa konsep terbentuknya sebuah negara-bangsa. Penulis bisa membuat sebuah pengertian negara-bangsa menurut Genghis Khan bahwa kumpulan dari masyarakat yang hidup di suatu kawasan yang sama dan di bawah satu naungan kepempimpinan, terlepas dari mereka yang berlainan suku

No comments:

Post a Comment