Dunia Arab diguncang krisis politik. Tunisia, Mesir, Yaman , dan kemudian berita terakhir adalah Jordania yang juga bergejolak. “Revolusi!”. Itulah hal yang diinginkan rakyat. Dari Tunisia hingga Jordania, tuntutan rakyat pun tak jauh berbeda. Ingin pemimpin mereka segera lengser. Habis sudah kesabaran rakyat melihat kinerja pemerintah yang tak kunjung berbenah. Fenomena pengangguran semakin bertambah setiap harinya, kemiskinan tak kunjung usai sementara para pejabat sibuk berkorupsi dan bermanuver sendiri. Aksi massa yang berhasil menurunkan Presiden Tunisia, Ben Ali membuat rakyat Mesir pun ingin meniru jejaknya begitu pula Yaman dan Jordania nantinya. Inilah momen yang tepat. Massa merasa mendapatkan dukungan moral dari negara-negara tetangganya yang juga turut melakukan hal yang sama. Inilah waktunya rakyat bersuara. Namun, satu hal yang ditakutkan adalah ‘merembetnya’ revolusi tersebut ke negara-negara Arab lain. Mengingat masih banyaknya gerakan separatis di negara Arab yang anti-pemerintah. Akankah momen ini dimanfaatkan oleh rakyat yang sudah putus asa terhadap kinerja pemerintahannya?. Apakah Indonesia?.
Waspada
Kinerja pemerintah saat ini menjadi puncak sorotan publik. Dari kasus mafia pajak hingga hukum menjadi berita ‘hot’ di negeri gemah ripah loh jinawi ini. Kepercayaan publik terhadap pemerintah mengalami titik terendah. Negeri ini sudah tidak nyaman lagi. Negeri ini sudah bobrok. Pengadilan bukan menjadi tempat untuk mencari keadilan melainkan ketidakadilan. Pemerintah hendaknya segera berbenah, jika tidak fenomena di Mesir bukan tidak mungkin terjadi. Bukan tidak mungkin jika nantinya kesabaran 230 juta rakyat Indonesia habis, penurunan secara paksa akan terjadi. Akankah peristiwa tahun 1998 akan berlanjut ke episode kedua di era ini. Kita tunggu saja, time will tell!. Segeralah berbebah!
No comments:
Post a Comment