By : Triono Akhmad Munib
Di tengah semakin rumitnya masalah ekonomi, di tengah semakin maraknya kerusuhan yang terlihat membudaya. Kita seakan rindu akan kemakmuran dan kejayan di masa lalu. Jika kita berbicara kejayaan masa lalu, tentu kita tidak bisa lepas dari nama kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri dibumi nusantara ini. Salah satunya adalah Kerajaan Majapahit yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan Majapahit tumbuh pesat setelah naiknya Gajah Mada sebagai Mahapatih. Gajah Mada yang bercita-cita ingin menyatukan nusantara yang terkenal dengan “Sumpah Palapa” merupakan wujud dari adanya keinginan membentuk sebuah bangsa yang bersatu
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang bertumpu pada sektor agraris dan maritim yang sangat kuat. Bisa dikatakan Majapahit merupakan sebuah Kerajaan modern di abad tersebut. Di sini, Kerajaan Majapahit sudah mengenal sistem parit pertahanan (gracht), sistem pipa air minum, dan sistem pengolahan air untuk menggenangi atau mengisi parit-parit tersebut. Argumen tersebut diperkuat dengan situs Candi Tikus yang menurut para peneliti dan sejarawan menyimpulkan bahwa Kerajaan Majapahit telah memiliki sistem kanal air yang baik. Jadi sistem parit pelindung kota sudah dikenal di Indonesia jauh sebelum kedatangan orang-orang barat (Portugis dan Belanda). Tak hanya berhenti sampai pada sistem perairan. Majapahit juga sudah mengenal teknologi. Kita layak berbangga diri terhadap kepiawaian para arsitek di zaman Majapahit. Berdasarkan hasil riset yang melibatkan para pakar lintas disiplin ilmu, arsitektur kota di zaman Majapahit sudah sangat maju. Sayangnya, catatan warisan teknologi itu hilang tak berbekas. Ilmu itu tak diwariskan ke anak cucu kita. Akibatnya, kini kita harus rela mengimpor ilmu geodesi dan navigasi dari dunia barat
Kerajaan Majapahit juga sudah memikirkan sistem pemukiman penduduk jauh sebelum penjajah memperkenalkan sistem perumahan penduduk. Hasil pemotretan foto udara hitam putih panchromatic misalnya, terdapat pola-pola unik yang diduga merupakan pola daerah permukiman atau perkotaan .Pada foto berskala 16.250 itu tampak pola-pola garis atau jalur-jalur lurus yang saling memotong tegak lurus. Lebar dari jalur-jalur tersebut antara 20 sampai 25 meter. Di satu tempat ada jalur yang mengarah barat daya tenggara. Sementara itu, pemotretan udara inframerah semu (false color infra red) yang berfungsi untuk mengetahui pola-pola yang mempunyai hubungan dengan kondisi kelembaban tanah, jenis dan penyebaran vegetasi, serta permukiman atau kampung-kampung. Selain itu, cara ini juga bisa mengetahui pola-pola yang berhubungan dengan peninggalan-peninggalan terpendam, misalnya tembok bekas fondasi perumahan, jalan, saluran, dan lain-lain. Berdasarkan foto udara inframerah semu skala 110.000, tampak jelas bahwa jalur-jalur ini digunakan sebagai sawah-sawah irigasi. Jalur-jalur tersebut mempunyai hubungan dengan Sungai Gunting yang mengalir melalui tepi timur dan utara Kota Mo-joagung. Sungai Gunting merupakan anak Sungai Brantas.
Berterima Kasih Pada Majapahit
Kerajaan Majapahit yang berdiri pada abad ke-12 hingga abad 15 merupakan sebuah bukti kejayaan nusantara Indonesia pada masa lampau. Bumi nusantara ini telah memiliki sebuah kerajaan yang besar, megah, dan makmur. Majapahit telah memberikan dampak yang siginifikan bagi Indonesia khusunya masalah luas wilayah Indonesia saat. Bisa dikatakan, tanpa adanya Majapahit mungkin Indonesia tak akan seluas ini. Majapahit telah menguasai kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yg menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang luas di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur.
Selain masalah wilayah di atas. Hendaknya kita perlu lagi menggali potensi yang dimiliki Majapahit. Sebelum kedatangan para penjajah di Indonesia yang memperkenalkan sistem perairan dan pemukiman modern sebenarnya Majapahit sudah memikirkan dan menerapkannya. Mungkin karenya kurangnya pewarisan kepada cucu-cucu kita sehingga sistem perairan dan pemukiman yang dibawa “londo” (Belanda, red) adalah sebuah hal yang modern dan baru padahal kita sudah memilikinya jauh sebelumnya
Jika kita membaca bukti kejayaan Majapahit di nusantara di atas. Kita merasa rindu akan kemakmuran di zaman Majapahit bisa terjadi di era saat ini. Kita sudah bosan akan carut-marut masalah dalam negeri. Pergantian sosok Presiden yang tak kunjung membawa perubahan yang cukup signifikan bagi bangsa Indonesia. Masalah disitengrasi bangsa yang semakin muncul di mana-mana karena ketidakadilan. Mungkin di sini kita butuh sosok Presiden seperti Mahapatih Gajah Mada kedepannya.
seharusnya...kita bisa memanfatkan tanah2 yang ada di pulau lain untuk kegiatan tanam bukan untuk kegiatan membangun!!!!!
ReplyDeletekarena kegiatan membangun menghabiskan tanah untuk menanam
MantApP GaN........
ReplyDeleteDiTengAH SemAKIn MeGahnYA si "bAdan BetOn" (GedUng BertiNgkAt), kita seakan RindU akAn masa2 LamPau nUSANtara AgRaris Ini...
SeBenaRnya Kita pATut BErbaNgga BaHwa Kita SebEnarNy PernaH menjadi bANgsa yanG berperadabaN tinggi Jauh SEbELuM neneK moYang ArJen Robben Dkk MEnjajaH bumi nUsaNTara ini........
ReplyDelete