Friday, 1 October 2010

Suksesi Kepemimpinan dan Masa Depan Korut

By : Triono Akhmad Munib

Sepekan ini media internasional baik elektronik maupun cetak ramai memberitakan proses suksesi kepempimpinan Kim Jong Il kepada pemimpin berikutnya yang gembar-gembor akan diberikan kepada Kim Jong Un, anak lelaki Jong Il. Tetapi bisa dikatakan media massa tersebut membuat sebuah prediski semata karena memang sulit untuk mencari data dan fakta tentang bagaimana proses suksesi yang sebenarnya terjadi di sana. Itu tak lepas dari sistem pemerintahan Korea Utara (Korut) sendiri yang komunis dan sangat menjaga serta berhati-hati atas informasi atas negaranya atau bahkan mengisolasi dirinya terhadap pergaulan dunia. Ada yang menyebutkan suksesi ini dipercepat karena kondisi kesehatan Jong Il yang terus memburuk bahkan ada media yang menyebut sudah meninggal.
Terlepas dari pemberitaan media. Proses suksesi kepemimpinan ini merupakan sebuah era baru dalam menatap masa depan Korut, yang pastinya bisa terus melanggengkan sistem komunis itu sendiri. Mengganti dan mencari sosok Jong Il tidak semudah membalik telapak tangan. Bahkan Jong Un sendiri pun yang notabene anak laki-lakinya belum tentu bisa menyamai gaya kepemimpinan ayahnya. Akan terus dilakukan penggemblengan kepada para calon pengganti Jong Il agar pada saat memimpin tidak mengubah sistem yang telah diciptakan oleh the founding father Korut yaitu mendiang Kim Il Sung ayah dari Kom Jong Il. Menurut berita yang dilansir Kompas pada tanggal 30 September 2010, dalam rapat besar Korut dalam 30 terakhir memberikan Jong Un pangkat jenderal bintang empat. Dan sehari setelah pemberian pangkat tersebut, dalam rapat lanjutan pada Rabu 29 September 2010 Jong Un diberikan posisi strategis yaitu sebagai Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea. Dari fakta di atas mungkin bisa ditarik sebuah prediksi hipotesis bahwa Jong Un kian berkuasa dan bisa jadi salah satu kandidat kuat pengganti ayahnya, Jong Il.
Namun disamping itu, Jong Un yang usianya masih terlalu muda membuatnya kurang akan pengalaman. Dan juga masalah kepribadiannya, menurut teman sekelas Jong Un saat masih bersekolah di Liebefeld-Steinhoelzi Swiss, Joao Micaelo mengatakan bahwa Jong Un adalah sosok seorang yang tampak seperti siswa lainnya yang suka olahraga, nonton film, komputer, dan tentu saja menggoda cewek (Kompas, 30 September 2010). Jong Un menurut Micaelo seorang penggemar basket dan playstation. Game playstation yang paling disukainya adalah basket. Saat itu Jong Un masih berusia 16 tahun. Jika memang pada akhirnya tampuk kekuasaan jatuh ke tangan Jong Un, maka setidaknya ia harus mengubah dirinya menjadi seorang yang bisa menyerupai ayahnya yang penuh dengan kontroversi. Karena ia akan membawa masa depan Korut, apakah masih bisa dipertahankan sistem komunis tersebut atau bisa-bisa berubah menjadi negara yang liberal

No comments:

Post a Comment